Cari Blog Ini

Prospek Cerah yang Mempesona


PROSPEK CERAH YANG MEMPESONA
Oleh: Nur Hidayatullah, KIF Semester V
            Studi S1, S2 dan S3 konsentrasi Ilmu Falak di IAIN Walisongo Semarang pada saat ini merupakan anugerah besar bagi siapa saja yang telah berhasil lulus tes beasiswa Kemenag RI, terlebih istimewa mereka yang menempuh S1, karena dipilih dari santri-santri berprestasi dari berbagai pondok pesantren di Indonesia.
            Jurusan Ilmu Falak ini merupakan program unggulan yang sangat jarang sekali ditemukan di tiap daerah, terlebih pada daerah-daerah terpencil. Eksistensi Ahli Falak profesional pun sangat dibutuhkan di masyarakat agar ibadah mahdah yang diwajibkan bagi setiap individu muslim itu dapat ditunaikan dengan baik dan keyakinan yang mantap.
Namun ironisnya, ada segelintir kata dan pemikiran yang mencerminkan sikap pesimis dalam mengkaji Ilmu Falak lebih mendalam, “prospek ke depannya suram” kata sebagian orang. Kesuraman prospek ini beranjak dari banyaknya saingan Ahli Falak yang ada, sehingga untuk mendapatkan lahan pekerjaan atau proyek menjadi semakin sempit. Terlebih bagi yang menempuh studi S1 ilmu falak, mereka akan merasa sedikit tersingkirkan dengan mereka yang menempuh S2 dan S3 pada jurusan yang sama lantaran kalah title. Selain itu yang menjadi penyebab pesimis pada prospek ke depan adalah latar belakang pendidikan yang bervariasi. Bagi mereka yang hobi ilmu eksak waktu di masa Aliyah maupun SMA, mata kuliah yang berkaitan dengan astronomi dianggap mengasyikkan; sebaliknya bagi mereka yang alergi dengan ilmu eksak, mungkin melihat angka-angka dan berbagai rumus itu bagaikan melihat kasur empuk yang membuat mata mengantuk, mungkin,,.
            Sikap pesimis yang identik dengan kekurangan yang ada pada diri itu hendaknya kita ubah menjadi suatu kelebihan, yakni dengan cara menerjemahkan kitab-kitab falak klasik seperti Mathlaus Sa’id karya Syekh Husein Zaid, Badi’atul Misal karya Muhammad Ma’shum dan lain sebagainya ke dalam bahasa Indonesia bagi mereka yang gemar bahasa Arab. Dan menerjemahkan buku-buku astronomi modern dari dunia barat Bagi mereka yang pandai berbahasa Inggris. Bagi mereka yang menyukai Dirasah Islamiyah bisa dengan mengkaji dan mengembangkan teori-teori ulama terdahulu dalam dunia hisab rukyah, seperti bagaimana cara mencari arah kiblat dengan bantuan koin (Syekh Nawawi Banten, Maraqil ‘Ubudiyah) atau menentukan arah kiblat dengan bantuan angin (Ibnu Qudamah, Al-Mughni). Begitu juga dengan merangkai syair yang beraroma ilmu falak agar mudah menghafal kaidah-kaidah angka bagi mereka yang gemar seni dan sastra.
Kalau mentari terbenam di suatu tempat, bukan berarti juga terbenam di tempat yang lain; kalau kita lemah dalam suatu bidang, bukan berarti kita juga lemah di bidang yang lain. All is well kata Rancho, Amir Khan dalam filmnya like star on the earth, Silahkan kita berkreasi dalam hal apapun, namun jangan lupa mengaitkannya dengan Ilmu Falak karena Ilmu Falak sudah menjadi bagian dari kita.
            Dan satu hal yang tidak dapat dielakkan lagi bagi mahasiswa S1 Ilmu Falak adalah jurusan Ahwalusy-Syakhsiyah-nya, dengan menyandang gelar sarjana hukum Islam atau sarjana syariah yang konsekuensinya mampu berkecimpung di dunia hukum. alhasil tidak mustahil jika menjadi seorang Hakim, Advokat, Mediator, Notaris dan praktisi hukum lainnya. Menurut saya, menjadi seorang Hakim Pengadilan Agama itu sangat terbuka dan meyakinkan, karena seorang hakim PA dituntut bisa membaca literature islam klasik, hal ini bersesuaian dengan mahasiswa S1 Ilmu Falak yang notabene-nya berasal dari pondok pesantren, selebihnya Hakim PA juga dilibatkan dalam itsbat penentuan awal dan akhir puasa ramadhan.  
            Jika kita punya semangat untuk menang, maka kita telah mendapatkan separuh dari kemenangan itu, karena semangat itu akan terus memback-up kita agar selalu berpacu dan berpacu. Maka dari itu, hendaknya selalu berusaha dan bersikap optimis bahwa masa depan Sarjana Ilmu Falak itu cerah dan bermanfaat bagi orang banyak, karena Allah akan membalas sekecil apapun usaha yang kita lakukan, “wa inna sa’yakum saufa yura”
Nah, kalau sudah begini mengapa harus takut bersaing dengan orang lain dalam menggapai lapangan pekerjaan. Kalau kita benar-benar ahli dalam Ilmu Falak, maka tidak heran jika tidak kalah saing dengan Sarjana S2 dan S3. karena “Al-‘Ilmu Nurun”, ilmu itu bagaikan cahaya, yang namanya cahaya pasti akan terlihat dari mana sumbernya. Toh rezeki itu sudah dijamin oleh Allah. Perempuan itu diciptakan bukan untuk dikagumi melainkan untuk membuat tentram hati suaminya. Begitu juga ilmu falak, dipelajari bukan untuk mendapatkan proyek, namun untuk kemaslahatan umat.