Cari Blog Ini

Senin, 07 Maret 2011

NATAL JALAN HIDAYAH

NATAL JALAN HIDAYAH
Oleh : Mamduh Farhan al-Buhairi
Umat Kristiani merayakan hari kelahiran al-masih alaihissalam (hari natal) setiap tahun, yang dalam bahasa inggris disebut Christmas, dan dalam bahasa Perancis disebut Noel. Terus terang, dengan penuh kepercayaan dan kejujuran saya katakana bahwa perayaan ini tidak ada hubungannya dengan kelahiran Isa as. Bukti dan keterangan menegaskan hal itu bagi siapa saja yang meneliti dan mencari kebenaran atas apa yang saya katakana.
Umat Kristiani Barat berbeda dengan umat Kristiani Timur soal hari perayaan mereka untuk memperingati kelahiran al-masih as. Di Barat dirayakan pada 25 Desember bagi Katolik dan Protestan, akan tetapi menurut aliran Ortodoks di Timur, ia jatuh pada tanggal 7 Janusari setiap tahunnya.

Pemicu Perbedaan
Sesungguhnya perbedaan yang terjadi di kalangan gereja Barat dan Timur, kembali kepada penanggalan yang digunakan masing-masing gereja, di gereja Barat menggunakan penanggalan Gregorian, sedangkan gereja Timur menggunakan penanggalan Julian. Saat ini terjado perbedaan dengan selisih 13 hari antara kedua system penanggalan, dan perbedaan ini kita temui antara dua tanggal; 12/25 dan 7/1. ini muncul karena kesalahan dalam hitungan tahun kabisat dalam penanggalan Julian yang digunakan Gereja sebelum gereja Barat beralih kepada penanggalan Gregorian pada tahun 1582 M, yang telah mengoreksi kesalahan penanggalan Julian. Tetapi gereja Timur tidak beralih kepada penanggalan Gregorian, sebaliknya terus menjadi penanggalan Julian yang terdahulu, disebabkan perseteruan dalam kelompok-kelompok Nasrani.
Ringkasnya bahwa setiap orang Nasrani termasuk Nasrani Timur merayakan Natal pada tanggal 25 Desember berdasarkan penanggalan yang digunakan oleh setiap gereja.

Adakah Dalil yang Menunjukkan Hal itu?
Tidak ditemukan satupun berkenaan dengan kelahiran Isa as dalam kitab Perjanjian Lama, sementara itu dalam Perjanjian Baru hanya ditemukan informasi yang sangat terbatas soal kelahiran al-masih as, empat kitab Injil seperti berikut:
Injil Markus dan Yohanna tidak membicarakan sama sekali tentang kelahiran, sedangkan Injil Matius dan Lukas berselisih dalam menetapkan tangggal kelahiran al-Masih. Injil Matius menyebutkan bahwa kelahiran Isa as adalah pada masa pemerintahan Raja Herodos yang meninggal empat tahun sebelum kelahiran. Sedangkan Injil Lukas menjadikan hari raya Isa as pada saat pemerintahan Romawi, yakni pada tahun 6 M.
Kita mendapati bahwa sejarah kelahiran al-Masih as, pada tahun ke 6 dari era Nasrani inilah pertama kali diwajibkan pajak oleh pihak Romawi kepada penduduk Palestina. Sekalipun perbedaan yang terjadi antara dua sumber, tetap tidak ditemukan penyebutan hari dan bulan kelahiran itu. Atas dasar ini maka dua sumber yang tidak ada ketiganya itu, ternyata berselisih dalam menentukan kelahiran al-Masih as.
Sekalipun sejarah manusia memasuki milenium ketiga dari penanggalan Masehi, namun umat Nasrani tidak memiliki informasi historis apapun yang meyakinkan tentang kehidupan al-Masih. Ketika meneliti, kita akan mendapati bahwa sebabnya adalah tidaklah rampung penulisan Injil pertama kali melainkan setelah berlalu setengah abad dari kejadian-kejadian yang ia bicarakan, kemudian dilakukan koreksi dan pembetulan pada abad kedua Masehi.

Apakah Tanggal 25 Desember Tanggal Kelahiran Isa Alaihissalam?
Kitab suci tidak memberikan batasan tentang kelahiran Yasu’ (Yesus). Sejarah mengatakan bahwa hingga abad keempat Masehi umat Nasrani belum merayakan hari natal (kelahiran), dan bahwa mereka tidak mengenal tanggal tertentu. Penentuan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus melalui konsili Nicea tahun 325 M. Pertemuan ini adalah sebuah perkumpulan para pembesar agama Nasrani di bawah kepemimpinan seorang kaisar Romawi yang bernama Konstantin yang menghendaki –karena sebab politis- untuk menyatukan kekaisaran Romawi di bawah satu agama yang akan dipilih dan ditentukan kekarakteristiknya melalui perhelatan tersebut. Ternyata benar, Nasrani dianggap sebagai agama resmi kekaisaran Romawi, dan sekarang ini umat Kristiani mengambil ciri-ciri (karakter) agama melalui jalan pemilihan umum (pemungutan suara). Pertemuan tersebut berhasil menetapkan ketuhanan al-Masih dan penetapan undang-undang (rambu-rambu) keimanan untuk pertama kali, sebagaimana dipilih empat kitab Injil dari puluhan naskah yang ada serta penetapan waktu-waktu perayaan bagi Nasrani termasuk di dalamnya Natal.
Dengan ini kita tahu, bahwa penetapan hari kelahiran Yesus tidak memiliki landasan dan bukti sejarah apapun, atau rujukan dalam kitab suci, dan bahwa penetapannya terjadi pada konsili Nicea yang diadakan pada abad keempat.

Mengapa Tanggal 25 Desember Menjadi Hari Kelahiran Yesus?
Andai kita kembali ke masa sebelum ada konsili Nicea, tentu kita dapati bahwa tanggal 25 desember merupakan hari raya bagi kebanyakan agama pagan (berhala). Hari itu dipilih sebagai hari raya melihat karakter perbintangan yang khusus dimana mereka meyakini bahwa hari itu adalah hari yang disebut Winter Solstice, malam lebih panjang dan siang lebih pendek (dan hal ini terjadi pada kira-kira tanggal 21 Desember), akan tetapi peralatan astronomi masa itu tidak begitu detil, sehingga menjadikan penghitungan para ahli astronomi kuno salah, yang akhirnya melahirkan tanggal 25 Desember merupakan Winter Solstice. Hari apa saja yang jatuh setelah peristiwa ini siangnya menjadi lebih panjang daripada hari sebelumnya. Untuk itulah banyak agama pagan kuno meyakininya sebagai hari lahirnya kembali matahari yang dianggap setiap hari semakin dekat untuk kembalinya kehangatan matahari terhadap bumi.
Hasil fenomena alam ini, banyak dari agama pagan kuno merayakannya, dan tampaknya sebelum Nasrani, tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran tuhan-tuhan (dewa-dewa) mereka, yang selalu dinamakan dengan nama-nama, seperti ”Putra Manusia” atau ”matahari kebenaran” atau ”al-’aris” (pengantin) atau al-Mukhlish (yang tulus murni). Sebagian besar nama-nama ini diadopsi oleh Nasrani dari agama-agama berhalaisme terdahulu, dan tetap digunakan hingga sekarang ini.

Nasrani Mengadopsi Agama Pagan
Nasrani tidak hanya mengadopsi nama-nama tersebut di atas, akan tetapi ia juga banyak mengadopsi akidah agama-agama tersebut. Berikut ini adalah sebagai contoh:
1. Tuhan berhala Romawi Attis dilahirkan dari seorang gadis bernama Nana. Bangsa Romawi merayakan hari kelahirannya pada tanggal 25 Desember. Attis ini telah mengorbankan dirinya dan disalib di atas pohon demi untuk membebaskan manusia. Ia meninggal dunia pada 25 Maret dan setelah itu ia turun ke neraka jahannam selama tiga hari. Pada hari minngu ia bangkit sebagai dewa Dewa Matahari di musim baru. Para pengikut tuhan ini membuat gambar (patungnya) di atas pohon pada hari ”Jum’at Kelam”. Mereka membawanya dalam sebuah iring-iringan menuju tempat peribadatan. Mereka juga memakan simbol tubuh tuhan dalam bentuk roti. Dengan sekilas saja memandang agama pagan kuno tersebut, akidah dan ritualnya, tentu kita akan mendapatkan kesesuaian dengan agama Nasrani, seperti penebusan, penyaliban, keselamatan, kiamat, dan menyantap badan tuhan.
2. Tuhan berhala Yunani, Dionysus, adalah tuhan penyelamat yang lain. Hari kelahirannya diperingati pada tanggal 25 Desember. Ia juga disembah di banyak tempat di wilayah Timur Tengah, ia memiliki sentra kegiatan ibadah di Quds. Pada abad pertama sebelum kelahiran Isa as, tubuh dan darahnya menjadi santapan secara simbolis dalam bentuk roti dan khamer. Ia dianggap sebagai ”anak Dewa Zeus”. Seperti yang kita saksikan, disana ada kesamaan nyata antara agama-agama pagan dan Nasrani, berupa anak tuhan, makan darah dan daging anak tuhan dalam bentuk roti dan khamer, seperti dalam rahasia menyantap makanan dalam agama Nasrani. Banyak ahli sejarah menegaskan bahwa agama-agama tersebut memiliki pengaruh kuat dan nyata terhadap agama Nasrani, dan bahwa Nasrani mengadopsi rahasia makan dari mereka.
3. Dewa Mesir, Osiris, adalah dewa yang menjadi juru selamat siapa yang menyembahkan dari bangsa Mesir kuno. Ia dinamakan dengan dewanya dewa, raja diraja, tuhannya tuhan, kiamat dan kehidupan, penggembala yang shaleh, tuhan yang menjadikan laki-laki dan perempuan dilahirkan kembali. Para pengikut osiris makan jasadnya secara simbolis dalam bentuk kue kering yang terbuat dari gandum. Saya mendapatkan banyak hal yang terhubung dengan Osiris dalam kitab suci (Bibel), di antaranya dalam Mazmur:23. Perayaan hari kelahiran Osiris juga pada 25 Desember di Imperium Romawi pada abad pertama sebelum kelahiran Isa alaihissalam.
4. Tuhan Persia, Mithra (dewa matahari yang tak terkalahkan) adalah juru selamat lain. Penyembahan terhadapnya tersebar di Imperium Romawi. Ia menjadi agama tandingan bagi Nasrani hingga abad keempat. Mereka meyakini bahwa Mithra dilahirkan pada tanggal 25 Desember, dan mereka menganggap hari itu sebagai hari yang paling suci selama setahun. Sebagian pengikut agama ini meyakini bahwa dewa ini juga dilahirkan dari seorang gadis perawan. Mereka juga mengimani bahwa ia memiliki banyak mukjizat. Ia bisa menyembuhkan orang sakit, dan mengeluarkan setan dari manusia. Ia terakhir berkumpul dengan 12 muridnya, lalu ia naik ke langit pada pertengahan musim semi (21 Maret).
5. Babilonia merayakan hari kemenangan dewa matahari pada tanggal 25 Desember. Jelas, kita mendapatkan persamaan yang nyata antara Nasraniyah dengan agama-agama berhalaisme tersebut. Begitu pula persamaan yang jelas antara tuhan-tuhan pagan bahwa mereka adalah anak-anak tuhan, dengan Yesus yang dianggap anak tuhan dalam agama Kristen.
Tibalah abad IV M, Kaisar Romawi, Konstantin hendak menyatukan Imperiumnya di bawah satu agama, sebagai sarana untuk memantapkan kekuasaannya. Pilihan Konstantin jatuh pada Nasrani –sekalipun tidak terbukti pengakuannya kecuali pada saat sekarat-. Ia berupaya menyatukan akidah-akidah yang berseberangan dengan cara menggelar konsili Nicea tahun 325 M. Gereja menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus sebagai upaya agama Nasrani yang baru tumbuh dengan cara mengadopsi tradisi dan hari raya berhalaisme yang menyebar waktu itu. Hal ini membantu perubahan rakyat Romawi untuk beralih kepada Nasrani yang menjadi agama Raja, dan siapa yang menentang hal itu berarti terancam hukuman bunuh atau dibakar.
Perayaan-perayaan Kristiani tidak terlepas dari ciri-ciri berhalaisme, diantaranya adalah pohon Natal yang asalnya kembali kepada agama berhala. Begitu pula dengan perayaan yang gaduh di gereja-gereja dan jalan-jalan yang diiringi dengan minuman-minuman keras, tarian, nyanyian dan kegilaan.
Pendeta Barnez mengakui dan ini yang disebutkan oleh Encyclopedia Britania, juga Encyclopedia Syambro tentang kesalahan tanggal kelahiran. Ia menyebutkan banyak informasi yang dengannya agama Kristen tercoreng. Silahkan dibuka hal. 642, 643 dari Ensiklopedi Britania, cet. 15, jilid 5.

Al-Qur’an Menjelaskan Kesalahan Sejarah Natal
Ketika merenungkan ayat-ayat al-Qur’an kita akan mendapati bahwa Allah Ta’ala memerintahkan Maryam Alaihassalam untuk menggoncangkan pohon kurma kering supaya menjatuhkan buah-buah kurma segar kepadanya, sehingga bisa membantunya untuk menahan sakitnya habis melahirkan. Tetapi yang mengejutkan bagi para peneliti dan pencari kebenaran adalah bahwa pohon kurma tidak berbuah kecuali pada musim panas, sedangkan 25 Desember ada pada musim dingin!
Bibel menegaskan bahwa kelahiran Isa as pada musim panas, bukan musim dingin. Injil Lukas menyebutkan (Lukas 2:7-8) ”...dan ia melahiirkan seorang lelaki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.”
Artinya bahwa para penggembala bermalam di tempat penggembalaan untuk menjaga ternak mereka, dan ini tentu saja tidak akan terjadi di musim dingin yang biasanya menggiring ternak ke dalam kandang khususnya di malam hari. Talmudz menyebutkan bahwa para penggembala mengeluarkan ternak mereka ke padang rumput di bulan-bulan hangat dari Maret hingga Nopember, sedangkan pada musim dingin ternak itu dimasukkan ke dalam kandang.
Hakikat ini telah diakui oleh gereja ”seluruh dunia” Amerika, di Pasadena, California yang telah mengeluarkan buku kecil dengan judul ”Hakikat Tentang Hari Raya Kelahiran”. Buku ini memuat beberapa informasi penting yang menegaskan kesalahan sejarah kelahiran. Banyak darinya telah kami sendirikan dalam bahasan terpisah. Inilah yang menguatkan kebenaran al-Qur’an.

Tahun Berapa Yesus Dilahirkan?
Seluruh bukti sejarah menunjukkan bahwa kelahiran Yesus terjadi antara 4 dan 7 SM. Para ahli sejarah mengandalkan hal itu kepada peristiwa sejarah yang tetap seperti yang disebutkan dalam Injil Lukas 1:5 ”pada zaman Herodes, Raja Yudea...”
Sudah dimaklumi bahwa Herodes meninggal tahun 4 SM, yang berarti mustahil Yesus lahir sebelum 4 SM. Ini menetapkan bahwa Yesus –tuhan umat Nasrani- adalah seorang bocah yang berusia paling tidak 4 atau 5 tahun pada tahun pertama Masehi.
Dari sini menjadi jelas bahwa Nasrani mengadopsi akidahnya dari agama-agama berhala yang terkenal saat itu di Kekaisaran Romawi. Imperium tidak memerangi mereka demi menyebarkan akidah tauhid. Sebaliknya mengakomodir dan melebur dalam akidah Nasrani banyak dari keyakinan pagan. Tujuannya agar diterima oleh mayoritas, sehingga penyatuan kekaisaran Romawi seperti yang dikehendaki Konstantin bisa tercapai. Hingga hari ini Nasrani berupaya mengadaptasikan diri dan mengadopsi dari banyak agama lain, seperti upaya untuk mendekatkan para pengikut agama lain kepadanya. Kita mendapati bahwa mereka menggambarkan Yesus sebagai orang yang berkulit hitam di Afrika, orang berkulit kuning di Cina, dan tidak melarang poligami pada kabilah-kabilah di Afrika.
Semua cara yang meliuk-liuk dan penuh kepura-puraan itu didasarkan kepada pernyataan Paulus –pencetus agama Narani yang sebenarnya- ketika ia mengatakan bahwasanya dirinya berpura-pura kepada manusia untuk menyebarkan agamanya, dan ini disebutkab dalam I Korintus 9.
* sumber: Majalah Qiblati, majalah islam internasional. Edisi 05 tahun VI: Rabiul Awwal 1432 H/Februari 2011. Hal. 8-13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar