Cari Blog Ini

Minggu, 13 Februari 2011

MITOS TENTANG CUACA

MITOS TENTANG CUACA
Selama berabad-abad, orang-orang mewariskan segudang pengetahuan tentang cuaca, seringkali dalam bentuk pantun pendek atau ungkapan. Sebagian besar mitos mengenai cuaca tidak dapat digunakan untuk memprediksi kondisi cuaca secara akurat, namun beberapa di antaranya tersebut cukup dapat diandalkan.

Pantun dan ungkapan tradisional
Di daerah antara kedua lintang, tempat front cuaca menyebabkan barisan awan hujan yang bergilir, orang mungkin mengatakan “Rain before seven, fine before eleven” (hujan sebelum jam tujuh dan cerah kembali sebelum jam sebelas). Pantun tersebut cukup benar karena sebagian besar barsan awan hujan lebarnya 260-320 km (160-200 mil) dan bergerak dengan kecepatan 65 km/jam (40 mpj) sehingga hujan terjadi selama empat atau lima jam. Ungkapan tentang angin seperti “The north wind doth blow, and we shall have snow” (angin bertipa dari utara, maka salju akan turun) tidak terlalu dapat diandalkan dan hanya berlaku untuk tempat atau lokasi tertentu.
Langit malam yang berwarna merah tua dengan awan-awan gelap mungkin menandakan hujan turun di pagi hari- kebalikan dari pantun cuaca yang sering didengar, “Red sky at night, shepherds’ selight; Red sky at morning, stepherds’ warning” (langit merah saat malam, penggembala senang; langit merah saat siang, penggembala waspada).

Pengetahuan tentang cuaca
Orang-orang melihat tanda-tanda di alam untuk mendapat petunjuk mengenai cuaca. Beberapa jenis tumbuhan, misalnya tumbuhan morning glory, menutup bunganya saat udara menjadi lembab. Hal itu menandakan akan turunnya hujan. Ganggang laut juga merupakan indikator cuaca yang baik. Banyak jenis ganggang menjadi lembab dan berlendir apabila udara lembab, menandakan akan turunnya hujan. Runjung pohon pinus larix juga membuka dan menutup mengikuti perubahan kadar kelembaban. Mitos lokal lainnya, misalnya ungkapan bahwa domba dan sapi berbaring saat hujan turun, tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat-mungkin saja hewan-hewan tersebut hanya ingin mencari tempat kering untuk beristirahat.

Rumah Cuaca
Di beberapa tempat di Eropa, rumah cuaca kecil dibuat memprakirakan datang-tidaknya hujan. Di dalam rumah tersebut, ada dua boneka yang dipaku ke papan kayu yang dikatkan dengan sehelai rambut. Seiring dengan mengembangnya rambut saat udara lembab dan memendeknya rambut saat udara kering, perubahan pada panjang rambut tersebut menggerakkan papan kayu dan kedua boneka di atasnya. Maka boneka laki-laki atau perempuan kecil keluar dari salah satu pintu rumah cuaca, tergantung pada kering-lembabnya cuaca.

Dikutip dari buku ”Sari Intisari Ilmu : Cuaca”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar