Cari Blog Ini

Senin, 10 Januari 2011

MATAHARI DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Oleh : Nur Hidayatullah


Matahari adalah salah satu dari jutaan bintang di langit. Matahari tampak lebih besar dan lebih terang dari bintang-bintang lainnya, karena matahari jauh lebih dekat dengan bumi dibandingkan dengan bintang-bintang lain. Matahari berjarak kira-kira 150 juta kilometer dari bumi. Bintang terdekat dari matahari berjarak lebih dari 260.000 kali jauhnya dari kita. Seperti bintang-bintang lain, matahari adalah bola pijar yang terdiri atas gas sangat panas yang sangat besar. Besarnya 109 kali bumi.
Berpijarnya bola gas tersebut disebabkan oleh adanya reaksi fusi di bagian inti matahari. Oleh karena itu. inti matahari mempunyai suhu yang paling tinggi dibandingkan bagian-bagian yang lain. Berdasarkan letaknya, susunan lapisan matahari dapat dibedakan menjadi empat macam. Lapisan-lapisan (bagian-bagian) tersebut mulai dari yang terdalam berturut-turut adalah lapisan inti, fotosfer, kromosfer, dan korona :
1. Inti Matahari
Inti merupakan bagian yang paling dalam dari matahari. Suhu di lapisan ini diperkirakan mencapai l6 juta oC. Oleh karena itu, di lapisan inilah reaksi fusi dapat berlangsung. Energi hasil reaksi fusi dipancarkan ke luar secara radiasi.
Merupakan bagian yang memiliki kerapatan paling tinggi yaitu 15.000kg/m3, atau 150 kali lebih rapat dibanding kerapatan air di Bumi. Temperaturnya kurang lebih 15,000,000 Kelvin dengan perputaran rotasi lebih cepat dibanding rotasi di bagian luar.
Inti Matahari merupakan tempat diproduksinya seluruh energi dengan reaksi fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium. Sebanyak kurang lebih 3.6×108 inti hidrogen diubah menjadi inti helium tiap detik, yang menghasilkan energi sekitar 4.3 juta ton per detik. Hal ini berarti sebanding dengan 3.8×1026 watt atau 9.1×1010 megaton TNT tiap detik.
Seluruh energi ini nantinya harus menempuh perjalanan panjang menembus lapisan demi lapisan Matahari. Perkiraan perjalanannya antara 17,000 hingga 50 juta tahun. Hingga akhrinya sampai di permukaan dan lepas di angkasa sebagai bentuk cahaya atau energi kinetik partikel Matahari.
2. Fotosfer (Lapisan Cahaya)
Fotosfer merupakan permukaan matahari yang tebalnya kurang lebih 350 km. Lapisan inilah yang memancarkan cahaya sangat kuat. Oleh karena itu. fotosfer juga disebut lapisan cahaya. Suhu di fotosfer diperkirakan rata-rata 6.000 oC. Pada suhu tersebut, suatu benda memancarkan cahaya berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan cahaya matahari yang berwarna kekuning-kuningan.
Permukaan Matahari yang biasa kita lihat dari Bumi adalah bagian fotosfer. Memiliki temperatur antara 4000K to 6400K. Banyak fenomena yang terjadi di fotosfer seperti sunspot, prominensa dan flare.
Matahari memiliki medan magnet yang tidak merata di setiap bagiannya. Berbeda dengan Bumi yang padat sehingga medan magnetnya konstan. Meski Matahari tetap memiliki kutub utara dan selatan, namun akibat rotasi serta medan magnet yang ada dimana-mana dan tidak stabil, mengakibatkan terjadinya sunspot. Bila terdapat sunspot, berarti ada medan magnet Matahari yang masuk atau atau keluar dengan membawa plasma. Karena terbentuknya di beberapa tempat, mengakibatkan terjadinya tabrakan dan jadilah prominensa. Saat prominensa ini putus atau saling bertabrakan lagi, akan terbentuk flare.
Pada kenyataannya permukaan fotosfer bukanlah merupakan suatu bidang yang rata, tetapi berbintik-bintik (berbutir-butir) besar kecil, yang disebut granulasi fotosfer (grana=bintik-bintik). Penyelidikan yang lebih teliti dengan menggunakan teropong memberi petunjuk, bahwa permukaan fotosfer inipun tidak rata, tetapi disana sini menunjukkan bagian-bagian yang lebih tinggi, yang seakan-akan merupakan obor, sehingga disebut obor fotosfer (Faculae).
Sunspot atau lebih dikenal dengan bintik hitam Matahari, memiliki diameter sekitar 50,000 km, yang artinya lebih besar daripada diameter Bumi. Suhu pada sunspot lebih dingin dibandingkan yang bagian lain yaitu kurang lebih 3800 K. Hal itu yang menyebabkan sunspot berwarna gelap. Jumlah sunspot pada Matahari tidak konstan setiap saat. Kenampakan sunspot pada umumnya dalam orde minggu atau bahkan kurang.
Bentuknya yang mirip loop atau pita yang dikibaskan, membuat prominensa lebih dikenal dengan nama lidah api Matahari. Meski berada di fotosfer, namun panjangnya bisa melewati korona. Prominensa terpanjang yang pernah teramati oleh SOHO pada tahun 1997 mencapai 350,000 km, atau sebanding dengan 28 kali diameter Bumi. Kala hidup prominensa ini bisa mencapai 5 bulan. Dari hasil pengamatan, sepertiga dari prominensa muncul 3 minggu setelah terbentuknya sunspot. Berbeda dengan sunspot yang bergerak menuju ekuator, prominensa bergerak menuju kutub.
Ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan dalam medan magnetik dilepaskan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, dinamakan flare. Energi yang dilepaskan ini setara dengan jutaan kali bom atom Hiroshima. Bahkan pengaruhnya sampai ke atmosfer dan medan magnetik Bumi.


3. Kromosfer
Kromosfer merupakan lapisan gas di atas fotoser yang tebalnya sekitar l6.000 km. Oleh karena itu, kromosfer sering disebut lapisan atmosfer matahari. Di lapisan bawah (dekat fotosfer). suhu kromosfer diperkirakan sekitar 4.000 oC. Makin ke atas. suhu kromosfer makin tinggi. Pada lapisan yang paling atas.,suhu kromosfcr diperkirakan mencapai 10.000 oC. Kromosfer.hanya dapat dilihat pada saat terjadi gerhana matahari total. Pada saat itu. Kromosfer tampak seperti gelang atau cincin yang berwarna merah.
Atmosfer yang terletak di atas fotosfer dengan ketebalan kurang lebih 10,000 km dan suhu berkisar antara 4500K hingga 20,000K. Hal yang masih menjadi perdebatan adalah mengapa fotosfer yang lebih dekat dengan inti Matahari, suhunya justru lebih rendah daripada kromosfer. Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa suhu kromosfer yang lebih tinggi disebabkan oleh turbulensi.
Pada kromosfer sering terjadi surge atau lontaran Matahari. Berdasarkan pengamatan, lontaran materi ini terjadi sesudah ledakan Matahari dalam skala kecil. Kecepatanya mencapai 100 km/s selama beberapa menit.
Sewaktu ada gerhana matahari lapisan ini nampak sebagai gelang yang kemerah-merahan di sekeliling matahari (yang tampak gelap karena tertutup oleh bulan) dan meluas jutaankilometer dari padanya. Penyelidikan tentang spektrum kromosfer ini memberi keterangan adanya zat cair, Helium dan Calcium di dalamnya. Ke dalam lapisan ini (bahkan sering jauh melintasi) kadang-kadang tampak kepulan-kepulan gas yang menyala-nyala, kadang-kadang tingginya sampai ribuan kilometer, memancar-mancar dari matahari seperti lidah api sampai memasuki lapisan gas, yang terletak lebh di atasnya (Korona). Warnanya merah dan bentuknya tidak tetap, dan disebut Protubarans atau Prominences. Kepulan-kepulan gas ini terjadi karena peletusan-peletusan yang terjadi di permukaan matahari.




4. Korona
Kita dapat melihat korona yang menyebar di seliling Matahari pada saat terjadinya gerhana matahari sempurna (total) , meluas jutaan kilometer dari matahari seperti ”karangan bunga sinar” Merupakan perpanjangan dari atmosfer di bawahnya yaitu fotosfer dan kromosfer yang penuh dengan aktivitas medan magnetik. Korona juga merupakan lapisan gas yang sangat tipis. Gas tersebut sering tampak seperti mahkota putih cemerlang yang mengelilingi rnatahari. Oleh karena itu, lapisan gas tersebut disebut korona, artinya mahkota. Karena merupakan lapisan gas tipis. bentuk korona selalu berubah-ubah. Tebal korona diperkirakan mencapai 2,5 juta km. Adapun suhunya diperkirakan mencapai 1 juta o Kelvin. Korona dapat diamati setiap saat dengan teleskop. Teleskop yang digunakan untuk mengamati korona disebut koronagraf.
. Secara keseluruhan, kira-kira 10% pancaran radiasi Matahari keluar menuju angkasa, sedangkan 90% lainnya tetap tersimpan dalam busur-busur magnetik.
Meski berada di lapisan terluar, namun temperaturnya mencapai 2 juta Kelvin. Penyebanya diperkirakan oleh shock wave angin matahari yang menabrak materi-materi di korona hingga menimbukan panas. Namun bila kita “jalan-jalan” di korona, kita tidak akan merasakan panas tersebut karena kerapatannya yang renggang.

Kepustakaan :
Rachmad Isnanto, S.S, Menjelajahi dan Mempelajari Bumi dan Ruang Angkasa, 2006, Jakarta : Pakar Raya cet. I.
Danang Endarto, Pengantar Kosmografi, 2005, Surakarta : UNS Press, Cet. 1.
Dini Tan, Alam semesta dan Rasi bintang, 2008, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, cet. I.
Iratius Radiman, dkk, Ensiklopedi-singkat Astronomi dan Ilmu yang Bertautan, 1980, Bandu : ITB.
http://putririzki.ngeblogs.com/bagian-bagian-matahari/

3 komentar: